FOTO RERUNTUHAN RADIO MALABAR GUNUNG PUNTANG (FOTOGRAFI SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI UNTUK MEMPROMOSIKAN CAGAR BUDAYA)

Authors

  • Irpan Riana
  • Yuda Syah Putra

DOI:

https://doi.org/10.46961/jip.v11i2.979

Keywords:

Fotografi, Cagar Budaya, Reruntuhan Radio Malabar Gunung Puntang

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi peran fotografi sebagai alat komunikasi dalam konteks promosi cagar budaya, dengan fokus pada Reruntuhan Radio Malabar Gunung Puntang. Mengadopsi pendekatan kualitatif dan studi kasus, penelitian ini menganalisis secara mendalam karya-karya fotografi yang menggambarkan keindahan dan nilai sejarah reruntuhan tersebut. Hasil analisis visual mengungkapkan bahwa fotografi tidak hanya mengabadikan keadaan fisik, tetapi juga menciptakan narasi visual yang memikat. Penggunaan komposisi yang baik, pencahayaan yang cerdas, dan fokus pada elemen estetik berhasil meningkatkan daya tarik foto-foto tersebut. Temuan dari wawancara dengan masyarakat dan pengunjung menunjukkan bahwa fotografi mampu merangsang kesadaran, apresiasi, dan keterlibatan emosional terhadap cagar budaya. Strategi visual yang efektif, termasuk penggunaan media sosial sebagai saluran distribusi, juga terbukti dapat memperluas jangkauan pesan promosi cagar budaya. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi komunikasi visual yang lebih inovatif dan berdampak positif dalam pelestarian dan peningkatan apresiasi terhadap warisan budaya di Indonesia. Dengan demikian, fotografi bukan hanya sebagai alat dokumentasi, tetapi juga sebagai medium yang dapat memberdayakan kesadaran masyarakat dan mendukung upaya pelestarian cagar budaya di tengah arus perkembangan teknologi dan perubahan sosial.

 

References

Abdullah, R. (2017). Ketika Fotografi Berbicara: Refleksi Kritis Fotografi Indonesia. Jakarta: Buku Fixi.

Agus Sachari dan Yan-yan Sunarya ( 2000). Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia Dalam Wancana Transformasi Budaya”. Bandung. ITB.

Agus Sachari. (2007). Budaya Visual Indonesia”. Jakarta. Erlangga.

Charles E. Osgood (1967) The Measurement of Meaning. USA, University of Illinois Press.

Hanurawan Fattah (2001). Kontroversi Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Malang. Penerbit Universitas Negeri Malang.

Marsyam, R. (2014). Fotografi Kreatif: Panduan Praktis untuk Menghasilkan Karya Indah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Martosuwignyo, S. (2019). Peran Fotografi dalam Mempromosikan Cagar Budaya di Indonesia. Jurnal Pemeliharaan Budaya, Volume 7(2), 123-136.

Moeloeng, Lexy J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto (2005). Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta. Kanisius.

Priyambodo, A., & Rukandi, R. (2015). Fotografi: Tinjauan Sejarah, Teknik, dan Seni. Yogyakarta: Media Pressindo.

Robert A. Manners dan David Kaplan. (2002). Teori Budaya” Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Rusman, H., & Herumurti, R. (2019). Mengenal Dunia Fotografi Digital. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Soetjipto, A. W. (2018). "Fotografi dan Pemahaman Kultural: Sebuah Pendekatan Interdisipliner." Jurnal Antropologi Budaya, Volume 5(1), 45-58.

Sunaryo, A. (2010). Seni Fotografi: Mencari Makna dalam Visual. Jakarta: Erlangga.

Downloads

Additional Files

Published

2024-01-12

How to Cite

Riana, I., & Putra, Y. S. (2024). FOTO RERUNTUHAN RADIO MALABAR GUNUNG PUNTANG (FOTOGRAFI SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI UNTUK MEMPROMOSIKAN CAGAR BUDAYA). Jurnal Ilmiah Publipreneur, 11(2), 70–79. https://doi.org/10.46961/jip.v11i2.979

Citation Check

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.